TAKSONOMI BLOOM
Pada tahun 1956 Benyamin Bloom menyampaikan gagasannya berupa
taksonomi tujuan
pendidikan dengan menyajikannya dalam bentuk hirarki. Tujuan penyajian ke dalam bentuk system klasifikasi hirarki ini dimaksudkan untuk mengkategorisasi hasil perubahan pada diri siswa sebagai hasil buah pembelajaran. Bloom dalam taksonominya, yang selanjutnya disebut Taksonomi Bloom.
pendidikan dengan menyajikannya dalam bentuk hirarki. Tujuan penyajian ke dalam bentuk system klasifikasi hirarki ini dimaksudkan untuk mengkategorisasi hasil perubahan pada diri siswa sebagai hasil buah pembelajaran. Bloom dalam taksonominya, yang selanjutnya disebut Taksonomi Bloom.
Taksonomi Bloom itu merupakan penggolongan (klasifikasi) tujuan
pendidikan (ada yang menyebutnya sebagai perilaku intelektual/”intellectual
behavior”) yang dalam garis besar terbagi menjadi tiga ranah atau kawasan
(“domain”), yaitu ranah kognitif (berkaitan dengan kognisi atau
penalaran/pemikiran–dalam bahasa pendidikan Indonesia disebut “cipta”), ranah
afektif (berkaitan dengan afeksi atau “rasa”), dan ranah psikomotor (berkaitan
dengan psikomotor atau gerak jasmani-jiwani, gerak-gerik jasmani yang terkait
dengan jiwa).
TAKSONOMI BLOOM SEBELUM DAN SUSDAH REVISI
Salah
seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi taksonomi Bloom pada
tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama
Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada
kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih
diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi.
Dahulu
kita mengenal klasifikasi secara hirarkhis terhadap ranah kognitif Bloom
menjadi enam tingkatan, mulai dari C1 sampai C6. Klasifikasi hirarkhis itu
masih digunakan lagi dalam revisi taksonomi Bloom tersebut sekalipun dengan
nomen yang sedikit berbeda
TAKSONOMI BLOOM
|
C1
|
C2
|
C3
|
C4
|
C5
|
C6
|
SEBELUM REVISI
|
Pengetahuan
|
Pemahaman
|
Aplikasi
|
Analisis
|
Sintesis
|
Evaluasi
|
SESUDAH REVISI
|
Mengingat
|
Memahami
|
Mengaplikasikan
|
Menganalisis
|
Mengevaluasi
|
Mencipta
|
Taksonomi
Bloom Sebelum Revisi
Taksonomi
bloom dikemukan oleh B.S Bloom, Bloom membagi atas 3 Ranah Pengetahuan :
1.
Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan
mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak
adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam
jenjang proses berfikir yang hirarki mulai dari jenjang terendah sampai jenjang
yang tertinggi.yang meliputi 6 tingkatan:
a.
Pengetahuan (Knowledge), yang disebut C1
Menekan pada
proses mental dalam mengingat dan mengungkapkan kembali informasi-informasi
yang telah siswa peroleh secara tepat sesuai dengan apa yang telah mereka
peroleh sebelumnya. Informasi yang dimaksud berkaitan dengan simbol-simbol
matematika, terminologi dan peristilahan, fakta-fakta, keterampilan dan
prinsip-prinsip.
b.
Pemahaman (Comprehension), yang disebut
C2
Tingkatan yang
paling rendah dalam aspek kognisi yang berhubungan dengan penguasaan atau
mengerti tentang sesuatu. Dalam tingkatan ini siswa diharapkan mampu memahami
ide-ide matematika bila mereka dapat menggunakan beberapa kaidah yang relevan
tanpa perlu menghubungkannya dengan ide-ide lain dengan segala implikasinya.
c.
Penerapan (Aplication), yang disebut C3
Kemampuan
kognisi yang mengharapkan siswa mampu mendemonstrasikan pemahaman mereka
berkenaan dengan sebuah abstraksi matematika melalui penggunaannya secara tepat
ketika mereka diminta untuk itu. Untuk menunujukan kemampuan tersebut seorang
siswa harus dapat memilih dan menggunakan apa yang telah mereka miliki secara
tepat sesuai dengan situasi yang ada dihadapannya.
d.
Analisis (Analysis), yang disebut C4
Kemampuan untuk
memilih sebuah struktur informasi ke dalam komponen-komponen sedemikan hingga
hirarki dan keterkaitan antar ide dalam informasi tersebut menjadi tampak dan
jelas. Bloom mengidentifikasi tiga jenis analisis yaitu : (1) analisis elemen
dan bagian, (2) analisis hubungan, (3) analisis prinsip-prinsip
pengorganisasian. Analisis berkaitan dengan pemilahan materi ke dalam
bagian-bagian, menemukan hubungan antar bagian, dan mengamati pengorganisasian
bagian-bagian.
e.
Sintesis (Synthesis) , yang disebut C5
Kemampuan untuk
mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik dan
sistem. Dalam matematika, sintesis melibatkan pengkombinasian dan
pengorganisasian konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika untuk
mengkreasikannya menjadi struktur matematika yang lain dan berbeda dari yang
sebelumnya. Salah satu contohnya adalah memformulasikan teorema-teorema
matematika dan mengembangkan struktur-struktur matematika.
f.
Evaluasi (Evaluation), yang disebut C6
Kegiatan membuat
penilaian berkenaan dengan nilai sebuah ide, kreasi, cara, atau metode.
Evaluasi adalah tipe yang tertinggi diantara ranah-ranah kognitif yang lain,
mulai dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, hingga sintesis.
2.
Ranah
Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan
sikap dan nilai. Ada beberapa kategori dalam ranah afektif sebagai hasil
belajar
1.
Receiving/ attending/ menerima/
memperhatikan.
2.
Responding/ menanggapi.
3.
Valuing/ penilaian.
4.
Organization/ Organisasi.
5.
Characterization by a value or value
complex/ karakteristik nilai atau internalisasi nilai.
1.
Receiving/ attending/ menerima/
memperhatikan adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi)
dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan
lain-lain. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima
stimulus, control dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. Receiving juga
diartikan sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu
objek.
Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia
menerima nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka dan mereka mempunyai kemauan
menggabungkan diri ke dalam nilai itu atau mengidentifikasi diri dengan nilai
itu.
2.
Responding/ menanggapi adalah suatu sikap yang
menunjukkan adanya partisipasi aktif atau kemampuan menanggapi, kemampuan yang
dimiliki seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena
tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hal ini
mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar
yang datang kepada dirinya.
3.
Valuing/ penilaian, menilai atau menghargai
artinya memeberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan
atau objek, sehingga apabila kegiatan itu idak dikerjakan kan memebrikan suatu
penyesalan. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran peserta didik tidak
hanya mau menerima nilai yang diajarkan mereka telah berkemampuan untuk menilai
konsep atau fenomena baik atau buruk.
4.
Organization/ Organisasi yakni pengembangan dari
nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk hubungan suatu nilai dengan
nilai yang lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang
termasuk kedalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai
dan lain-lain.
5.
Characterization by a value or value
complex/ karakteristik nilai atau internalisasi nilai adalah keterpaduan semua
sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian
dan tingkah lakunya. Proses internalisasi nilai telah menempati tempat
tertinggi dalam hierarki nilai.
3.
Ranah
Psikomotor
Ranah
Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skiil) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Adapun kategori dalam ranah psikomotor; (a) Peniruan, (b) Manipulasi, (c)
Pengalamiahan, (d) Artikulasi.
Taksonomi Bloom Setelah Direvisi
Taksonomi
Bloom setelah dilakukan revisi oleh Aderson dan Kratwohl (2001), terdapat
perbedaan yang tidak banyak pada dimensi Kognitif. Pada Revisi Taksonomi Bloom
ini, dibagi atas dua dimensi yaitu:
1.
Struktur dari dimensi proses kognitif
a.
Mengingat
Dapat mengingat kembali pengetahuan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama
Dapat mengingat kembali pengetahuan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama
b.
Memahami
Membangun makna dari pesan-pesan instruksional, termasuk lisan, tulisan, dan grafik komunikasi, termasuk di dalamnya:
Membangun makna dari pesan-pesan instruksional, termasuk lisan, tulisan, dan grafik komunikasi, termasuk di dalamnya:
1. Interpreting
(menerjemahkan)
2. Exemplifying
(Mencontohkan)
3. Classifying
( Mengklasifikasikan)
4. Summarizing
(Meringkas)
5. Inferring
(Menyimpulkan)
6. Comparing
Membandingkan)
7. Explaining
(Menjelaskan)
8. Mengaplikasikan
9. Melaksanakan
atau menggunakan prosedur dalam suatu situasi tertentu
c.
Menganalisis
Kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian yang satu dengan yang lainnya.
Kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian yang satu dengan yang lainnya.
d.
Mengevaluasi
Kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap situasi, nilai atau ide atau mampu melakukan penilaian berdasarkan kriteria dan standar.
Kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap situasi, nilai atau ide atau mampu melakukan penilaian berdasarkan kriteria dan standar.
e.
Membuat
Kemampuan menyusun unsur-unsur untuk membentuk suatu keseluruhan koheren atau fungsional, mereorganisasi unsur ke dalam pola atau struktur baru, termasuk didalamnya:
Kemampuan menyusun unsur-unsur untuk membentuk suatu keseluruhan koheren atau fungsional, mereorganisasi unsur ke dalam pola atau struktur baru, termasuk didalamnya:
1. Generating
(hipotesa)
2. Planning
(Perencanaan) `
3.
Producing ( Penghasil)
Kata Operasional dari dimensi proses
taksonomi Bloom
è
Mengingat – Mengenali, daftar, menjelaskan,
mengidentifikasi, mengambil, penamaan, mencari, menemukan
è
Memahami – meringkas, menyimpulkan, parafrase,
mengklasifikasi, membandingkan, menjelaskan, mencontohkan
è
Menerapkan – Menerapkan, melaksanakan,
menggunakan, melaksanakan
è
Menganalisis – Membandingkan, mengorganisir,
dekonstruksi, menghubungkan, menguraikan, menemukan, penataan, mengintegrasikan
è
Mengevaluasi – Memeriksa, hypothesising,
mengkritisi, percobaan, penilaian, pengujian, Mendeteksi, Monitoring
è
Menciptakan – merancang, membangun, perencanaan,
menghasilkan, menciptakan, merancang, membuat
2.
Struktur dari dimensi Isi/Jenis/Pengetahuan
Jika isi adalah subjek-materi yang spesifik maka akan
memerlukan banyak taksonomi karena ada materi (misalnya, satu untuk ilmu
pengetahuan, satu untuk sejarah, dll). Kemudian, jika isi dianggap ada di luar
siswa, maka timbul permasalahan bagaimana untuk mendapatkan isi dalam siswa.
Ketika isi di dalam siswa, itu menjadi pengetahuan yang dimiliki oleh siswa.
Transformasi ini pengetahuan diperoleh melalui proses-proses kognitif yang
digunakan oleh siswa. Sehingga dibedakan atas 4 jenis pengetahuan
1. Pengetahuan
faktual (Factual Knowledge)
Yaitu elemen dasar dimana
siswa harus tahu akan berkenalan dengan disiplin atau memecahkan masalah di
dalamnya. Termasuk di dalamnya pengetahuan terminologi dan pengetahuan tentang rincian
spesifik dan unsur.
2. Pengetahuan
konseptual (Conceptual Knowledge)
Yaitu hubungan antara
unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar yang memungkinkan mereka
untuk berfungsi bersama-sama. Diantaranya: Pengetahuan tentang klasifikasi dan
kategori, pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan generalisasi, Pengetahuan
tentang teori, model, dan struktur.
3. Pengetahuan
Prosedural (Procedural Knowledge)
Yaitu bagaimana melakukan
sesuatu atau penyelidikan, dan kriteria untuk menggunakan keterampilan, teknik,
dan metode. Diantaranya: Pengetahuan tentang subyek-keterampilan khusus,
pengetahuan subjek-teknik khusus dan metode, pengetahuan kriteria untuk
menentukan ketika untuk menggunakan prosedur yang tepat.
4. Pengetahuan
metakognitif (Metacognitive Knowledge)
Yaitu pengetahuan kognisi
secara umum serta kesadaran dan pengetahuan tentang kognisi sendiri. Diantaranya:
Pengetahuan strategis, pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif, termasuk
sesuai kontekstual dan kondisi pengetahuan, Pengetahuan diri
Sebelum di revisi Setelah di revisi
Rujukan